Rabu, 06 Juni 2012

CERPEN AKU, CINTA DAN AIR MATA KARYA MESTYAWATI SALEH


CERPEN AKU, CINTA DAN AIR MATA
KARYA: MESTYAWATI SALEH

Berawal dari sebuah keinginan, bermuara dalam suatu keyakinan, berharap pada sesuatu yang tak pasti, serta tersesat dalam jurang cinta sesaat. Itulah aku, anak ingusan yang kini puber dengan cinta. Ingin memiliki tanpa memikirkannya terlebih dahulu.
Ya...itulah aku. Namaku End, nama yang tak begitu indah untuk didengar tapi dengan nama itu aku dikenal banyak orang. Aku anak SMP yang kini tinggal menunggu hari dimana aku akan mengakhiri sekolah ku ini dan akan melanjutkan ke sekolah yang lebih tinggi yaitu SMA. Dengan hati yang begitu tak sabar mendengar kelulusanku. Dengan semangat 45 aku berangkat ke sekolah, duduk dan mendengarkan apa yang disampaikan para guru ku. Dan kini tiba saatnya... tak menyangka apa yang menjadi harapanku menjadi sebuah kenyataan.
“Yeaaa... aku lulus...senang banget. Trima kasih Tuhan karena engkau telah berikan hadiah yang begitu indah melalui cara ini. Trima kasih. Ujarku dalam hati.”
Hari demi hari telah ku lewati dan kini tiba waktunya aku melangkahkan kaki ku menuju sekolah yang baru. Hari pertama aku masuk sekolah menengah atas (SMA) aku begitu gugup karena hari itu adalah hari dimana aku mendaftarkan diriku ke sekolah itu sebagai casis (calon siswa). Tak terasa kini aku telah memasuki lembaga pendidikan yang bisa dibilang tinggi menurutku. Bahagia kini terasa dihatiku.
Setelah beberapa hari berlalu, kini tiba saatnya aku disibukkan dengan mencari perlengkapan MOS (masa orientasi siswa). Dimana aku harus mengikuti mos selama tiga hari untuk memasuki sekolah itu. Dalam mencari semua perlengkapan mos yang telah disampaikan panitia, aku dan temanku yang bernama joy mengalami kesulitan saat mencari kertas berwarna ungu. Joy adalah teman ku yang begitu dekat denganku, dia juga masih berhubungan saudara denganku.
“Bagaimana ini joy, kertas yang kita cari nggak ada...??? dari warung ke warung, toko ke toko juga nggak ada...tanyaku dengan wajah cemberut.
“Hmmm...kita cari aja kertas yang lain. Kata temanku joy.”
“0k lah, kataku pada joy.”
Tak lama kemudian kertas yang kita cari hanya ada kertas yang berwarna-warni.”tak apalah yang penting kita sudah mendapatkannya walaupun tak sesuai dengan kertas yang telah ditentukan panitia untuku. Ujarku pada joy”
“ ya udah itu aja yang diambil, kan ada warna ungunya diantara warna-warna yang lain. Lagipula hanya sebagian juga yang kamu pakai end.”
Dalam perjalanan menuju rumah aku dan temanku mengalami kecelakaan kecil. Saat itu motor yang ku kendarai jatuh disebuah selokan karena menghindari motor yang ada didepan kami. Aku tak menyangka kalau aku bisa jatuh saat itu. Mungkin karena terlalu terburu-buru karena udah kemalaman atau mungkin karena pikiranku saat itu lagi kacau mengingat akan perlengkapan mos ku yang belum lengkap. Apalagi esok adalah hari pertamaku mengikuti MOS. Aku takut nanti pada saat mengikuti mos perlengkapan mos ku belum lengkap dan akan mendapatkan ganjaran.
Pada saat terjadi kecelakaan itu, joy yang aku boncengi kini menjadi pengendara sedangkan aku yang pengendara terselip diantara stir motor dengan tempat duduk.
“Hahahaha....
Pecah tertawa kita saat tempat kita sudah bertukaran.
Dalam perjalanan pulang pun kita berdua masih saja tertawa mengingat kejadian tersebut. Hilang rasa lelah ku saat itu. Pengalaman yang begitu buruk tapi mengasikkan buat aku dan joy.
Malampun kini berlalu dan pagie yang cerah kini menyambutku untuk bergegas menuju sekolah dengan seragam putih abu-abu, rambut diikat yang disesuaikan dengan umur peserta mos, memakai beberapa perlengkapan MOS seperti compeng, topi kerucut, dan papan nama yang telah diberi nama. Rambutan, itulah nama yang ditulis panitia untukku.
Hari pertama dan hari kedua dengan senang hati aku mengikuti dan mendengarkan beberapa materi yang disampaikan beberapa guru untuk para casis. Hari kedua pun begitu. Tiba hari ke tiga guru-guru menyerahkan kami pada panitia. Hari yang mereka tunggu-tunggu (panitia) kini tiba yaitu mengodok para casis.
“Waaah...bahaya nie kalau semuanya udah diserahkan pada panitia... kata teman-temanku pada teman-teman yang lain. Terdengar juga bisikkan-bisikkan yang tidak menyenangkan hati dari teman sebangku.
“Kita akan diapain yach...kata temanku dita.”
“Aku juga gak tau dit apa yang akan mereka lakukan pada kita. Kataku dengan suara sedikit berbisik. Ikuti saja prosesnya, lagipula nie kan hari terakhir kita menjadi casis”
“Mmmm...iya ya benar juga katamu end”.
Sebuah permainanpun dimulai, membuat lingkaran, berlari-lari, menari, menyanyi serta bertukaran compeng.
“Wuaaah sungguh luar biasa bagiku, dari mulut ke mulut singgah ke mulut lain. Emang permainan yang luar biasa dan begitu menjijikan bagi sebagian orang. ”
“Hehehe...tapi seru juga.
Kriiiiiiiinggggg.....
Bel pun berbunyi tandanya waktu mereka telah habis menggodok kita.
“Huuuuffft... akhirnya selesai juga. Teriak teman-temanku.
 “Lelah juga yach habis berpanas-panasan... badan begitu terasa tak ada dayanya. Kata lian kepadaku.
“iya juga yach... yuk kita cari minum lie, aku udah haaus nie.” kataku pada lian.”
“Ayuk.”
Lelah menghampiriku tapi itulah pengalaman ku saat ku mengikuti mos. Masa dimana kita diajarkan arti sebuah kebersamaan dan kekompakan.
Masa orientasi pun berakhir dan berakhir pula masa dimana kami dig0dok. Kini kami mulai menikmati hari-hari kami sebagai siswa dan bukan casis lagi. Hari yang begitu menyenangkan tanpa ada lagi yang mengganggu.

***

Pagi ini langit tampak cerah dengan dihiasi awan-awan putih. Begitupun dengan diriku yang tengah menikmati hari pertama aku masuk sekolah. Baju baru, tas baru, sepatu baru, dan teman baru. Pokoknya semuanya serba baru dech. Coba kamu bayangkan pertama kamu masuk sekolah pasti semuanya serba baru. Iyakan...!!! pasti iya donk.
Banyaknya teman di sekolah membuat ku begitu betah berada di lingkungan sekolah. Apalagi guru-gurunya yang begitu baik pada siswa-siswanya ditambah lagi dengan Kakak-kakak kelas yang cantik dan ganteng-ganteng.
Wajah-wajah baru kini menghiasi pandanganku. Setiap sudut wajah-wajah baru itu membuatku menginginkan sesuatu.
“Hey...ngapain kamu end...???” kata lian dengan mengagetkanku.
“Apa-apaan sich lie... kamu membuatku kaget tau.”
“Justru itu end pagi-pagi gini jangan ngelamun nanti kesambet setan baru tau. Untung aja aku cepa-cepat nyelamatin kamu dari setan-setan yang akan masuk ke tubuhmu.”
“Lebay kamu. Aku nggak ngelamun k0’, aku hanya memikirkan sesuatu.”
“Itu sama saja beg0’. Eech kamu lagi mikiran apa sich end...??? kamu lagi mikirin aku yach...???”
“iiih enak aja, jijay tau. Aku masih normal, masih 100% menyukai laki-laki.”
“Hehehe... aku hanya becanda end. Nggak mungkin juga aku suka ma kamu. Aku juga masih 100% wanita tulen. Eech kamu sedang mikirin apa sich end...???”
“Aku pengen punya pacar lie, tapi aku mau yang jadi pacarku kakak kelasku agar ada yang jagain aku di sekolah gitu.”
“Ctctct... end2 hari gini kamu mikirin tentang itu.”
“Emangnya nggak boleh yach lie aku berpikir seperti itu...???”
“Boleh sich tapi apa ada kakak kelas yang mau ama kamu end...???”
“Menurutmu...!!! tapi nggak tau juga ya lie, tapi low ada tanpa basa basi aku akan nerima dia.”
“Menurutku sich ya mungkin ada, secara juga kan face kamu mendukung”.
“Kamu bisa aja lie. Aku sriuz nie...”
“Aku seriuz end.”
aku hanya bisa tersenyum ketika lian mengatakan seperti itu padaku.


Sebulan pun berlalu, tapi aku tidak menyangka selama aku berada di lingkungan sekolah ini ada seorang lelaki yang selalu memperhatikanku dan melihatku dari dalam kelasnya atau lagi dalam keadaan baris berbaris. Aku tidak tau siapa dia, orangnya bagaimana, namanya pun aku tidak tau. Aku tau ini dari temanku joy saat aku berbincang dengannya pada kegiatan upacara pada hari senin. Kata joy : lelaki itu selalu bercerita alias curhat pada kakaknya tentang isi hatinya padaku. Dengan hati penasaran aku langsung saja menanyakan pada joy tentang siapa lelaki yang menyukaiku itu.

“Siapa sich joy lelaki yang suka ma aku itu...??? kataku dengan hati penasaran.”
“Dia kakak kelas kita end, dia sekelas dengan kakakku di sekolah kita ini. Kata joy”
“Siapa namanya...???
Baru saja aku menanyakan siapa nama lelaki itu, eech tak taunya kita sudah disuruh masuk untuk mengikuti pelajaran pertama yang akan diberikan guru pada kita siswa-siswinya.
“Nanti kita lanjutkan kembali ya end perbincangan kita tadi. Kata joy.”
Dengan wajah cemberut dan bibir agak sedikit ke atas, aku menjawabnya...”Yach OKB (0k lah kalau begitu).”
Yach harap maklum aja kelasku dan kelasnya joy berbeda. Aku kelas 1B dan joy kelas 1C. Jadi aku tidak bisa melanjutkan perbincangan kita barusan tentang lelaki itu.
Di kelas aku banyak melamun tentang sosok lelaki yang diceritakan joy sampai-sampai guru menjelaskan aku tak memperhatikannya karena saking penasarannya pada sosok itu.
Kriiiiiinnnngggggg.....
Bunyi bel membuatku terbangun dari lamunanku. Aku langsung saja keluar dari kelasku dan menuju kelasnya joy. Sampai di kelasnya joy aku langsung mencarinya dan melanjutkan lagi perbincangan yang barusan aku dan joy perbincangkan.
“Siapa sich joy nama kakak kelas itu...???” kataku pada joy.
“Namanya Putra tapi teman-temannya biasa panggil dia Eka. Nanti dech aku tunjukin orangnya. Tunggu dia keluar yach end.”
Dengan hati tak sabar aku menunggu lelaki itu keluar.
Tak lama kemudian sosok lelaki itu keluar juga dari kelasnya. Dan joy langsung aja menarik ku keluar dari kelas dan menunjukkan salah seorang lelaki yang lagi jalan sama teman-temannya menuju sebuah kantin.
“Itu loch end orang yang naksir ama kamu...”
“Mana sich...???!!!”
“Itu loch yang lagi jalan ama kakakku. Kamu liat nggak...???”
“Waaah... itu yach joy orangnya...!!! Apa benar dia yang naksir ama aku joy...?? kamu nggak salah nunjuk orang kan...?? kataku dengan sedikit tidak percaya.”
“aku nggak salah nunjuk orang ko’ end. Kenapa...??? kamu nggak percaya kalau dia naksir ama kamu...???”
“Mmmm...enggak. aku nggak percaya kalau dia yang naksir aku joy.”
“Kenapa kamu nggak percaya end...??? udah jelas-jelas ko’ lelaki itu, kata kakakku padaku. Kakak ku pernah nunjukin lelaki itu ke aku jadi aku tau orangnya yang bagaimana. Kamu masih aja nggak percaya. Apa sich yang membuatmu enggak percaya...???”
Dengan sedikit menyesal aku memberi tahu joy tentang apa yang pernahku katakan beberapa bulan yang lalu mengenai lelaki itu pada dita sewaktu aku pergi bersama dita ke pasar untuk membeli pakaian dan tak sengaja aku bertemu dengan Eka (kakak kelasku). Saat itu aku tidak mengetahui kalau dia adalah kakak kelasku karena saat itu aku masih duduk di bangku SMP dan tinggal menunggu pengumuman kelulusan.
“Waktu itu aku  pernah mengatakan pada dita kalau lelaki itu  jelek, banyak JR nya apalagi JR nya tidak terlalu romantis untuk dilihat. Kata-kata itu langsung saja keluar dari mulutku saat aku melihatnya. Tapi waktu itu aku tak  menyangka, aku melihat dia menuju tempat dimana kakakmu jualan joy. Kirain dia mau beli pakaian baru... eech nggak taunya dia teman kakakmu sekalian kakak kelas kita.” Karena itulah joy aku nggak percaya kalau dia orang yang naksir aku.
“Sudahlah end, yang lalu biarlah berlalu, itukan udah lama lagipula kan dia nggak menetahuinya. Sekarang jalani aja dech. Anggap aja itu pelajaran bagimu untuk tidak lagi berkata-kata seperti itu. Jalani aja sekarang, siapa tau dia nanyain kamu nantinya. Kamu kan pernah cerita ama lian kalau kamu pengen punya pacar kakak kelas. Mau jelek, mau ganteng tanpa pikir panjang dan tanpa basa basi kamu akan langsung nerima kalau yang nanyain kamu kakak kelas. Iyakan...!!!”
Dengan malu-malu aku menjawab pertanyaan joy. “Iya joy, betul apa yang kamu omongin barusan. Aku emang pernah mengatakan seperti itu ke lian.”
“Sekarang kan udah berbeda end. Sekarang semua tergantung kamu, suatu saat dia pasti kan nanyain kamu loch.”
“Masa’ sich j0y...!!! kamu tau darimana low dia bakalan nanyain aku...???”
“Percaya dech end. Tunggu aja nanti.”
Aku terdiam saat j0y mengatakan itu padaku. Tak ada lagi kata-kata yang bisa ku ucapkan.
“Ya udah gi masuk sana...udah bel tu. Nggak mau masuk yach kamu end...???
“Haaaaa... udah masuk yach j0y...?!”
“Kamu nggak dengar belnya bunyi...???”
“Ya aku dengar.”
“kamu ngelamun tentang kakak kelas kita itu yach end...???”
Aku hanya bisa tersenyum saat j0y menanyakan itu.
“Ya udah, aku masuk yach j0y. Sebentar kita barengan pulang yach. Daaa...


***
Menjelang 17an sekolah kami mengadakan lomba antar kelas serta lomba gerak jalan antar sekolah. Dalam lomba gerak jalan aku menjadi salah satu pesertanya. Dimana aku harus berlatih selama beberapa hari untuk persiapan gerak jalan nanti. Selama beberapa hari latihan aku tak menyadari kalau eka (kakak kelasku) itu masuk juga sebagai peserta gerak jalan. Aku ngerasa senang banget saat mengetahui bahwa eka masuk dalam lomba ini. Semangat 45 ku pun timbul untuk mengikuti lomba ini.
Hari yang ditunggu-tunggu kini tiba, lomba pun tlah usai dijalani. Kini tinggal menunggu pengumuman siapa yang akan menjadi juara. Sambil menunggu pengumuman, aku dan teman-teman ku mencari tempat untuk berlindung. Sesekali dia (eka) melihatku, akupun demikian. Saat pandanganku tertujuh padanya, Senyum kecil terpancar dari wajahnya. Aku sangat/tersipuh  malu saat dia tersenyum padaku. Aku seperti mendapat setetes embun saat kemarau panjang.
Setelah selesai 17 an eka datang menghampiriku.
“Barengan yach...??? tanya eka padaku.
 Aku kaget ketika eka sudah berada disampingku.
“Haa...kakak. iya boleh.” Jawabku dengan malu-malu.

Malam yang dipenuhi bintang yang kini menerangi setiap sudut jiwaku yang sedang terbuai oleh cinta. Kejadian barusan  membuatku memikirkannya.
Sejenak hp ku pun berdering. Seperti biasa tanganku tak bisa lepas dari handphoneku. Bunyi hp yang membangunkanku dari lamunan panjang tentang dirinya.
Ku mulai membuka dan membaca 1 pesan baru dari n0pe yang baru pula.
“Malam...” aku pun membalasnya “Malam juga... siapa yach...??? jawabku saat membalaz zmznya. “Aku eka kakak kelasmu.” Dengan rasa yang nggak karuan aku membalaz zmz itu. “Kalau boleh tau, dapat darimana n0 hp ku nie k’...???.” Beberapa menit kemudian handphonku berbunyi lagi “N0 kamu aku dapat dari teman baikku.” Panjang lebar yang kami omongin dalam zmz membuatku ngantuk dan tak ku sadari aku tlah jatuh dalam buaian mimpi alias tidur.
Selama kejadian itu, aku dan eka tiada hari tanpa zmzan hingga akhirnya pada tgl 18 agustus setelah perayaan 17an eka nembak aku melalui telpon selulernya. Ia mengatakan bahwa ia sudah sejak dulu menyukaiku.
Aku kaget saat ia nembak aku. Akupun bertanya padanya.
“Kenapa kakak suka ma aku padahal banyak cwe-cwe cantik di sekolah apalagi kakak banyak yang naksir. Kenapa harus aku yang kakak sukai...???”
“Aku udah lama naksir ma kamu sejak pertama kamu masuk di sekolah ini. Aku melihatmu saat dalam masa orientasi itu. Aku termasuk panitia dalam pengurusan mos.”
“Tapi selama aku mengikuti mos, aku tidak melihat kakak.” Jawabku denga singkat.
“Bagaimana kamu bisa lihat aku sedangkan kamu hanya merunduk terus, ke mana-mana kamu merunduk. Sampai-sampai teman-temanku memanggilmu, nengok aja nggak.”
“Maaf ka’... saat itu aku malu. Aku malu ama teman-teman kakak dan kakak. Maaf k’ aku emang orangnya pemalu. Harap dimaklumi ya ka’.”
“0k. 0o ya... bagaimana pertanyaanku tadi...!!! apa udah bisa dijawab...???”
Tanpa panjang lebar aku langsung saja menerimanya.

***
Satu tahun kami pacaran dan setelah kelulusannya, aku terkejut ketika eka berkata padaku bahwa dia akan pergi ke bandung untuk melanjutkan studynya disana.
“Apa kakak seriuz mau lanjutin sekolah ke bandung...??? kakak tegah ya ninggalin aku disini.” Kataku dengan wajah murung.
“Maafin aku sayang, aku tau kamu pasti tak mau kalau aku jauh darimu. Tapi percaya padaku, aku akan kembali untuk menemuimu lagi.”
Pada saat itu aku tak sanggup mengatakan apa-apa ketika dia mengatakan seperti itu.
Kesedihanpun terpancar diraut wajahku. Tak ku sangka orang yang selama ini membuatku tersenyum kini akan pergi meninggalkanku.
Selama setahun setelah kepergiannya ke bandung, aku menjadi orang yang pendiam dan tak pernah lagi nongkrong ma teman-teman. Setiap malam aku hanya melamun dan memamndang keluar melihat bintang-bintang yang tlah menghiasi malam. Sesekali air mataku menetes saat mengingat ketika dulu aku selalu bersamanya. Hari-hari itu nggak akan pernah aku lupakan, dimana aku dan eka melewati hari-hari bersama.
Kini aku melewati hari-hari ku dengan kesendirian tanpa dirinya disisiku.

“Happy birthday”
Ya... tepat pada tanggal 21 september 2008 aku berulang tahun. Tapi entah mengapa tak ada satupun ucapan dari eka padahal aku berharap dialah orang pertama mengucapkan kata-kata “Happy birthday” itu padaku. Tapi tak apalah, mungkin dia lagi sibuk dengan kegiatan musiknya. Kataku dalam hati dengan sedikit sedih.
Ketika aku sedang berbincang dalam hati tiba-tiba hp ku berdering. Satu pesan masuk dari eka. Waah... senangnya hatiku ketika melihat zmz dari kekasihku eka. Aku langsung saja membuka dan membacanya.
“Dimana and lagi ngapain sayang...???”
“Dirumah sayang lagi nonton tv. “ dan akupun balik bertanya : “sayang dimana dan lagi ngapain sekarang...???”
“Di depan rumahmu, menunggu kekasihku untuk keluar menemuiku.”
Aku terkejut ketika eka membalass zmzku dan mengatakan seperti itu. Aku langung saja keluar rumah dan menghampiri eka yang tengah menungguku di depan rumahku dengan menggunakan sepeda motor berwarna hitam merah miliknya.
“Kapan datangnya k’...??? tanyaku dengan hati senang.
“Barusan sayang. Maaf ya sayang nggak beri tau kamu kalau aku mau balik lagi ke sini. Aku hanya ingin memberikanmu kejutan.”
“Kakak.”
Aku tersenyum ketika eka mengatakan seperti itu padaku. Dengan muka lelahnya dia masih sempat menemuiku seperti tak merasa lelah saat menempuh perjalanan yang sangat jauh. Tak lama kemudian dia pamit. Aku bisa maklumi dia pamit dengan cepat, mungkin karena dia sudah merasa sangat lelah karena seharian tak istirahat.
“Aku pamit ya sayang...???!!! maaf kalau aku hanya sebentar melihatmu. Aku kesini untuk melihatmu keadaanmu kalau kamu baik-baik saja atau tidak. Ternyata kekasihku baik-baik saja. Aku pamit ya.”
“Hati-hati di jalan ya sayang. Bawa motornya jangan kencang-kencang. Kataku sekedar mengingatkan.”
“0k sayang.”
Jam kini menunjukkan pukul 23.30. seperti biasa aku belum tidur pada pukul itu. Hampir setiap hari kegiatan ku malam hari adalah menonton tv bersama spupu ku yang bermana elan. Beberapa menit kemudian hp ku berdering lagi, satu pesan baru dari sayangku. Itulah namanya yang ada di hp ku. Ku mulai membaca pesan baru yang baru saja dikirimkannya padaku.
“ Lagi ngapain sayang...???”
“Nie lagi nonton tv ma spupu. Loem tidur...??? apa sayang nggak lelah nie...???.”
“Belum sayang. Boleh nggak keluar rumah cuman sebentar aja sayang...???”. Kata eka dengan menyuruhku.
“Mo ngapain sayang...??? udah malam, udah mau jam 12 nie. M0 ngapain nyuru aku keluar malam-malam begini...???”.
“ Keluar aja sayang cuman bentar ko’, ya...!!! ada sesuatu yang aku taru disamping pintu rumahmu. Keluar gi, liatin sono apa yang aku berikan untukmu.”
Dengan penasaran aku keluar ditemenin spupu ku elan karena aku takut keluar sendirian apalagi udah malam begini. Ku buka pintu sampingku, aku kaget melihat sebuah kado berwarna ungu dengan pita berwarna merah.
“Udah diambil bloem sayang...???”
“Makazi ya sayang. Love u.”
“Happy birthday ya sayang...moga panjang umur, sehat selalu, makin cantik, makin disayang keluarga dan makin menyayangiku. Amieeen.. wish u all the best.” Kata eka dalam zmznya.
“Amieeen...1000x. Makazi ya 0pa ku yang paling imut, yang paling ku sayangi dan yang paling ku cintai. Kirain sayang udah lupa dengan hari ulang tahunku. Ech nggak nyangka...!! Makazi ya sayang. Moga kamu menjadi yang terakhir buatku. Amieeen...”
“Amieeen... aku nggak mungkin lupa hari ulang tahunmu sayang. Maaf ya sayang hanya itu yang bisa aku berikan untukmu. Harganya tak begitu mahal tapi itu aku berikan dengan setulus hatiku. Dan maaf juga aku nggak berikan langsung ma kamu sayang, aku hanya ingin membuatkan kejutan lagi ma kamu. Maaf yach sayang...!!!???”
“Iya nggak papa sayang. Ternyata sayang romantis juga yach.”
Sebulan bersamaku dan inilah hari terakhir aku berjumpa dengan kekasihku sebab dia akan kembali lagi ke bandung meneruskan studynya. Sebelum dia pergi meninggalkanku, dia mengajakku jalan ke rumah tantenya. Sampainya disana dia memberiku sebuah boneka anjing berwarna putih dengan tulisan didepannya “ i love u.”
“Nie...”
“Apaan...!!!” kataku dengan bingung.
“Ambil aja, aku berikan itu untukmu sayang.”
“Ulang tahunku kan udah lewat sayang. Hari ini bukan ulang tahunku lagi. Gimana sich sayang.”
“Udah ambil aja. Kalau nggak diambil nanti aku buang aja di tempat sampah.”
Aku tersenyum saat memandangi wajahnya dan mengambil boneka anjing itu dari tangannya.
“k’...!!!
“Kenapa sayang...???
Aku menunjukkan sebuah jam padanya.
“0o... begitu cepatnya ya waktu berlalu padahal aku masih ingin bersamamu sayang.”
“Kakak...!!!” kataku dengan wajah sedih.
Eka langsung memeluk erat tubuhku dan menciumku. Aku bisa merasakan dekapan hangat tubuhnya seakan dia tak mau melepaskanku dari pelukannya. Sesaat kemudian dia melepaskanku dan mengantarku pulang. Dia menggenggam tanganku saat berada di atas motornya.
Esoknya dia berangkat menuju bandara dan tak sempat menemuiku pada saat itu. Dia hanya mengirimkanku sebuah zmz yang berisikan. “Sayang, aku pergi ya... jaga dirimu baik-baik disini. I love u.” Aku tak sanggup membalas zmz yang dikirimkannya padaku. Aku terdiam, sesekali air mataku jatuh membasahi pipiku.

***

Setelah beberapa bulan terakhir eka berubah semenjak dia balik lagi ke bandung, dia tak pernah lagi mengirimkanku kabar, apa mungkin eka melupakanku...??? tanyaku dalam hati. Aku tidak tau sekarang keadaannya, dia lagi ngapain, aku tidak tau lagi. Yang biasanya setiap hari mengirimku kabar kini tidak lagi. Aku bingung, aku menangis saat itu. Selama ini hubunganku dan eka tak bermasalah walaupun ada tapi itu bisa diselesaikan.
“Apa salahku sampai-sampai dia tak pernah lagi menghubungiku...???” tanyaku pada diriku sendiri.
Selama setengah tahun dia diamkan aku tanpa kabar, tanpa satu kata pun. Dia membuatku hampir gila. Sudah selama ini dia menggantungkan hubungan ini. Aku marah, aku kecewa, aku sakit. Air mataku tanpa henti-hentinya menetes. Kenapa disaat aku benar-benar mencintainya, disaat aku benar-benar menyayanginya dia membuatku seperti ini...??? inikah orang yang selama ini aku banggakan... seperti inikah dia...??? kataku dengan hati kecewa.
Tak lama kemudian teman-temanku datang ke rumahku dan aku tak menyadari mereka melihatku sedang menangis.
“End, kamu kenapa...???” kata dita.
Aku langsung saja mengusap air mataku. “Aku nggak papa dit.”
“Kenapa sich end, cerita donk...!!!” kata joy.
“Iya nie sich end nggak mau cerita ma kita-kita.” Kata dian menyambung.
“Kamu itu kenapa sich... akhir-akhir ini kamu nggak semangat lagi. Udah jarang nongkronk ma kita-kita juga. Udah jadi pendiam, nggak ceria kayak dulu” Kata kiki.
“Apa nie karena eka end....!!!???” sahut dian.
“Nggak tau kenapa sampai saat ini aku tak bisa melupakannya, aku masih saja memikirkannya, bayangannya tak bisa hilang dariku.” Kataku pada teman-teman.
“Sampai kapan sich end kamu akan seperti ini...??? udahlah jangan mikirin dia terus, nanti kamu bisa gila.” Kata dian.
“Iya end betul kata dian. Lebih baik kamu pikirin tu si adi. Dia udah lama loch naksir ma kamu tapi kamu nggak pernah nanggepin dia. Kurang apa sich dia...??? udah baik, perhatian juga ma kamu.” Kata dita membanggakan adi.
“Nggak tau kenapa aku belum bisa aja membuka hati untuk cowok lain.” Kataku pada teman-teman.
“Kapan kamu bisa lupa ma eka kalau kamu setiap hari Cuman ngurung diri di kamar dan nggak pernah mau keluar rumah.” Sahut kiki.
“Benar tu yang dibilang kiki end. Bagaimana kamu bisa melupakannya kalau hari-harimu dihabiskan di kamar.” Kata joy padaku.
“Tapi aku belum bisa aja dan belum saatnya aku membuka hati untuk cowok lain. Mengertilah...!!!”
“Sampai kapan kamu begini end...??? udah setengah tahun dia diamkan kamu tanpa sebab apa-apa, apa kamu masih mau, masih berharap pada seseorang yang tak pasti menjadi milikmu seutuhnya..???. Belum tentu jugakan dia mikirin kamu apalagi udah selama ini.” Bentak kiki.
“Ya... benar katamu ki, benar semua yang kamu katakan. Aku masih berharap padanya, aku masih mencintainya dan aku masih menyayanginya sampai saat ini. Aku tak semudah itu ki melupakannya. Aku emang bodoh” Kataku sambil meteskan air mata.
Kiki yang meihatku menangis langsung saja memelukku dan meminta maaf.
“Maaf end aku tlah membuatmu seperti ini. Aku membentakmu seperti ini karena aku tak mau aja melihatmu hanya terpuruk dalam kesengsaraan tentang dia.” Kata kiki sambil memelukku.
“Iya end, kami juga tak mau melihatmu terus-terusan seperti ini.” Kata teman-temanku yang lain.
“Maafin aku juga ya udah menyusahkan kalian dengan keadaanku seperti ini.” Kataku.
“Udahlah end, semua ini bukan salah kamu.” Kata dita sambil mengusap air mataku.
Suasana malam itu semakin membuatku tenang ketika teman-temanku menghiburku dengan keunikkan mereka. Bersama mereka semua masalah bisa hilang seketika dan tak terasa jam pun telah menunjukkan pukul 22.00, teman-temanku pamit pulang.
“Kita pamit pulang ya end...!”
“0k, hati-hati di jalan. Kapan-kapan mampir ke rumahku lagi ya. Aku akan nunggu kalian.”
“0k  s0bat.”
Pagi berganti siang, siang berganti malam, dan begitupun sebaliknya. Waktu kini terus berputar tapi aku tetap saja seperti yang kemarin-kemarin. Aku hanya mengurung diriku di kamar. Mungkin aku butuh waktu untuk menenangkan pikiranku. Sesaat aku terdiam ketikaku melihat sebuah diary dan aku langsung saja mengambilnya dari atas mejaku. Ku coba membuka kembali diary yang telah lama aku simpan. Satu per satu aku buka setiap lembaran yang telah aku hiasi dengan tinta-tinta penaku.
Pada lembaran terakhir aku melihat fotonya, foto eka yang terselip diantara lembaran-lembaran kertas itu. Tiba-tiba air mataku menetes, tubuhku gemetar ketika ku melihat dan memegang fotonya. Marah, sedih, kecewa terlintas dipikiranku dan menjadi satu  kerinduan. “Aku merindukanmu, aku saaaaaaaangat merindukanmu eka. Apakah kamu tau aku begitu tersiksa ketika kau diamkan aku seperti ini.” Rasa rinduku padanya semakin memuncak. Aku menangis sekuat yang aku bisa, rasa rindu yang selama ini aku pendam di dalam hatiku benar-benar tak bisa aku simpan lagi.

Berbulan-bulan aku menangis untuknya, aku menangis untuk orang yang telah meninggalkanku tanpa sepatah katapun. “Aku tak boleh seperti ini terus, aku harus bangkit.” Kataku pada diriku sendiri. Mungkin benar kata teman-temanku kalau aku harus membuka hati untuk orang lain. Aku harus membuka diri untuk laki-laki yang lebih menyayangiku dan lebih mencintaiku.” Kataku dalam hati.
Beberapa hari kemudian adi yang udah sejak lama menyukaiku nanyain aku walaupun dulu aku sempat menolaknya beberapa kali karena aku masih berstatus pacaran dengan eka. Tapi sekarang bisa dibilang tidak lagi. Adi yang begitu gigihnya menungguku sampai saat dimana aku membuka hati untuknya lagi. Mungkin dialah orang yang telah digariskan Tuhan untuk menemani hidupku walaupun hatiku tak sepenuhnya untuknya.
Jujur, aku masih menyayangi eka, aku masih mencintai eka dengan setulus hatiku. Aku tak bisa membagi hatiku dengan yang lain walaupun kini aku telah berdua dengan adi. Aku sudah mencoba untuk melupakannya beberapa kali dan memberikan hatiku pada adi tapi tetap saja tak bisa. Aku tak bisa melupakan orang yang benar-benar aku cintai. Disisi lain aku sangat tersiksa dengan keadaan ini tapi disisi lain aku telah temukan orang yang benar-benar menyayangiku. Aku kembali menitikkan air mata, sejenak aku tersadar, aku tak boleh lagi seperti ini. Tuhan...ku mohon jauhkan bayang-bayang wajahnya dari pikiranku, jauhkan dia dari hidupku, aku tak mau lagi memikirkanya karena sekarang aku telah temukan yang lebih darinya.” Pintaku.

Selamat tinggal cinta dan kenanganku, smoga kamu bisa bahagia selamanya walaupun orang yang mendampingimu bukanlah diriku. JL...

Selasa, 03 April 2012

KUMPULAN PUISI KARYA CANDRA TARSIUS


DIAM

..


 

MANADO-GORONTALO
Buat The Chamel

Dulu kau ya
Tidak sekarang kau

Tapi kini tinggalkanku.
Bukan sementara, tapi sengsara
Bukan selamanya, tapi merindunya

Kuharap kau kembali
Kembali untuk tak kembali

TAKDIR

Awal-Akhir
Sehat-Sakit
Senang-Susah
Hidup-Mati


 


SETETES AIR

Satu tetes satu anak
Satu anak satu tetes

Dua tetes dua anak
Dua anak dua tetes

Tiga tetes tiga anak
Tiga anak tiga tetes

Banyak tetes banyak anak
Banyak anak banyak tetes

Terima kasih untuk setetes air
Yang keluar dari batang-batang kesabaran
Namun, ketika kau keluar
Penyesalanku yang mengaum


 
TAHUKAH KAMU?

Tahukah kamu bagaimana menyakitkan
Dicintai, ketika kita beriman
Oleh orang yang tidak kita
cintai?

Tahukah kamu bagaimana menyakitkan
Dicintai, ketika kita tidak beriman
Oleh orang yang kita
Cintai?

 
ADALAH AKU

Aku adalah dia
Dia adalah kamu
Kamu adalah mereka
Mereka adalah binatang
Binatang adalah aku

01 Maret 2012


 
TAK SAMA
(Buat Charly Van Houtten)

Hampir selalu aku ikutimu
Mula-mula hingga sekarang
Dari penampilan hingga suaramu
Dari rambut hingga gayamu

Hampir selalu mereka berucap
Suaramu suaraku juga
Gayamu gayaku juga

Aku adalah aku
Kamu adalah kamu
Aku bukan dirimu
Kamu bukan diriku

02Maret 2012


 
BASAH

Malam dalam kegelapan
Ditengahnya telah larut
Tiba-tiba

03 Maret 2012


 

TAK TAHU

Aku tahu, kau tak tahu
Kau tahu, aku tak tahu
Padahal,
Aku dan kamu, Tidak tahu.

04Maret 2012

KUTAK MAU

Kutak mau
Kutak mau
Kutak mau
Kutak mau
Kutak mau

05 Maret 2012